Rabu, 18 Maret 2009

IKAN HIAS JENIS TETRA

1. JENIS IKAN TETRA

Jenis-jenis ikan TETRA terkenal cukup indah. Bermacam-macam jenis tetra yang dikenal di Indonesia seperti Green Tetra, Blue Tetra, Silver Tetra, Neon Tetra & banyak lagi yang lain. Pada tulisan ini diketengahkan jenis neon tetra yang berasal dari sungai Amazon Amerika, dan telah berkembang biak di Indonesia. Neon Tetra (Hyphessobryconnesi), ikan hias ini termasuk ke dalam kelompok ikan hias yang paling menarik. Tubuhnya berjalur merah danbiru hijau sepanjang tubuhnya dari insang sampai ekornya. Ikan hias ini mudah dipelihara, kuat dan tidak gampang sakit/mati.

2. CARA MEMBIAKAN

Cara membiakkan ikan jenis ini masih cukup sulit dan memerlukan ketekunan serta pengalaman yang lama. Adapun untuk membiakan ikan ini di perlukan syarat-syarat tertentu antaralain:

  • Air harus steril dan bersifat asam (pH lebih kecil dari 6,4)
  • Senang pada tempat yang gelap.
  • Suhu sekitar 20°C

Cara membedakan jantan dan betina adalah sebagai berikut:

Jantan Betina
Bentuk agak panjang Bulat pendek Garis neon lurus Garis agak bengkok

dan perut membesar

Cara membiakkannya:

  • Pisahkan induk-induk neon tetra.
  • Air hujan ditampung dan didiamkan sampai + 2 minggu.
  • Tempat yang dipergunakan untuk membiakkan, ikan tersebut dibersihkan ter lebih dahulu dan dicuci dengan tawas.
  • Masukkan air hujan tersebut kedalam tempat pemijahan.
  • Tetesi dengan air rendaman kayu asam.
  • Didiamkan 2 ~ 3 hari.
  • Masukkan tanaman atau daun-daunan untuk meletakkan telur neon tetra tersebut.
  • Masukkan induk tetra yang telah dipisahkan terlebih dahulu.
  • Tutuplah tempat tersebut dan berilah lubang cahaya sedikit agar supaya dapat melihat gerak-gerik ikan tersebut.
  • Jika terlihat jantan dan betina saling berkejar-kejaran, maka + 3 hari kemudian sudah terlihat telur-telur yang menempel pada daun atau akar yang telah disediakan.
  • Pindahkan induknya dan ditutup dengan kain hitam hingga tidak ada cahaya yang masuk.
  • Selama + 3 hari telur neon tetra tersebut menetas.
  • Anak ikan ini dapat diberi makanan infusoria yakni bakteri pembusuk pada daun kubis/kol yang dibusukkan setetes demi tetes.
  • Setelah + 2 - 3 minggu penutup sudah boleh dibuka kembali.
  • Kemudian akan terlihat anak-anak ikan tetra.
    Di daerah panas seperti Jakarta sebaiknya membiakkan Tetra ini dilakukan dikamar mandi yang hawanya lembab dan dingin.

Pemeliharaan

Kondisi air dimana ikan ini hidup tidak mengandung mineral, karena sebagian besar air tersebut berasal dari air hujan, oleh karena itu kondisi air di akuarium bila hendak memelihara ikan ini sebaiknya sama seperti di alamnya. Di alamnya, ikan neon maupun cardinal tetra merupakan mangsa bagi ikan-ikan yang lebih besar, seperti ikan angelfish dan jenis-jenis pacu, tetapi sejauh ini penulis belum pernah menemui kendala memelihara jenis angelfish dan cardinal maupun neon tetra dalam satu akuarium. Bila hendak memelihara ikan cardinal tetra, sebaiknya akuarium sudah dipersiapkan sejak lama, dengan kata lain kondisi akuarium sudah cukup stabil dan kondisi air sudah cukup ‘tua’, dan kadar PH air sudah rendah. Kondisi air sangat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan ini. Neon tetra sebaliknya lebih mudah beradaptasi dengan kondisi akuarium yang serba baru. Cara mudah untuk mendapatkan kondisi air yang ideal bagi ikan cardinal ( dan jenis-jenis tetra lainnya ) adalah dengan mencampurkan ekstrak “Blackwater’ ke dalam air akuarium. Produk-produk seperti aquavital dan tetra blackwater sangatlah baik untuk mendapatkan kondisi blackwater. Cara lain yang lebih murah adalah dengan menggunakan rebusan daun ketapang. Setup akuarium yang disarankan adalah dengan menggunakan substrat ( Pasir ) yang berwarna gelap, dengan demikian warna cemerlang ikan ini akan muncul secara penuh. Tanaman air hendaknya cukup banyak digunakan untuk memancing keberanian ikan ini berenang di perairan terbuka.

Pemeliharaan induk

Ikan Neon Tetra adalah ikan hias air tawar yang berasal dari daerah Amazon, dekat perbatasan Peru. Di alam aslinya ikan ini bersifat omnivora. Warna tubuhnya sangat indah dan bercahaya dengan punggung hijau lembut, strip biru terang di sepanjang tubuh, perutnya putih dan antara pangkal ekor ke atas berwarna merah menyala serta sirip transparan. Ikan ini berukuran kecil, dengan panjang maksimal 3 cm, dan hidup berkelompok.

Tahapan kegiatan dalam budidaya ikan hias meliputi pemeliharaan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva sampai ukuran pasar, serta panen dan pengangkutan. Ikan Neon Tetra dapat dipelihara dan dipijahkan di dalam akuarium. Pemeliharaan induk ikan

Neon Tetra dilakukan terpisah antara induk jantan dan induk betina. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemijahan secara liar, sehingga untuk pemeliharaan induk dipersiapkan dua set akuarium. Satu set akuarium untuk pemeliharaan induk betina dan set yang lain untuk induk jantan.

Memilih induk merupakan tahap penting dan turut menentukan keberhasilan pemijahan ikan neon tetra. Induk jantan dan betina ikan neon tetra mempunyai ciri-ciri yang berbeda. Ikan Neon Tetra memiliki ciri khas berupa warna biru menyala pada tubuhnya mulai dari ujung mulut sampai ke pangkal ekor. Neon Tetra jantan memiliki warna biru

No

Parameter

Jantan

Betina

1

2

3

4

5

6

7

8

Gerakan

Warna

Kesehatan

Bentuk tubuh

Lincah

Warna

Baik (tidak cacat/sakit)

Ramping

Lambat

Cerah

Baik (tidak cacat/sakit)

Lebih besar

menyala lurus mendatar dan tubuh yang lebih ramping, sedangkan betinanya memiliki warna biru menyala tidak lurus (bengkok) dan perut besar. Ukuran induk Neon Tetra dapat mencapai 3 cm dan sudah mulai bisa dipijahkan pada ukuran 2,5 cm pada saat berumur 6-7 bulan. Ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan dalam memilih induk yang akan dipelihara yang meliputi gerakan, kesehatan, warna, bentuk tubuh, garis neon biru, panjang tubuh, berat dan umur ikan seperti tercantum pada tabel berikut ini. Ikan yang sehat adalah ikan yang gerakan, perilaku dan morfologi yang normal sesuai dengan biologi ikan itu sendiri. Induk jantan bergerak lebih lincah dibandingkan dengan induk betina. Tabel di bawah ini menampilkan ciri-ciri induk ikan neon tetra jantan dan etina dalam hal gerakan, warna, kesehatan, bentuk tubuh berikut garis neon biru, berat dan panjang rata-rata, dan umur induk.

Tabel 1. Ciri-ciri induk ikan Neon Tetra

No. Parameter Jantan Betina

1. Gerakan Lincah Lambat

2. Warna Cerah Cerah

3. Kesehatan Baik (tidak

cacat/sakit)

Baik (tidak

cacat/sakit)

4. Bentuk tubuh Ramping Lebih besar

5. Garis neon biru Lurus Bengkok

6. Berat Sekitar 3,5 gram Sekitar 4,4 gram

7. Umur 􀂕 4 bulan 􀂕 4 bulan

8. Panjang tubuh 2,9-3,0 cm 2,9-3,0 cm




Garis neon biru bengkok

Induk betina ikan neon tetra




Garis neon biru lurus

Induk jantan ikan neon tetra

Penyiapan akuarium pemeliharaan

Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan induk ikan neon tetra adalah akuarium berukuran (p x l x t) 100 x 50 x 35 cm. Sebelum digunakan akuarium harus dibersihkan terlebih dahulu. Membersihkan akuarium ini bertujuan untuk membunuh kuman-kuman yang berpotensi menjadi agen penyakit ikan yang akan dipelihara dan menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu dalam pemeliharaan ikan. Akuarium dibersihkan dengan cara menyikat seluruh dinding dengan sikat dan sabun sampai bersih lalu dibilas dengan air bersih 2-3 kali, kemudian dilap dengan kain atau spons kering. Akuarium yang telah bersih dapat segera digunakan untuk pemeliharaan ikan, tetapi apabila tidak akan segera digunakan akuarium bersih tersebut disimpan di rak dalam keadaan tengkurap. Media pemeliharaan ikan Neon Tetra adalah air tawar. Air yang baik untuk pemeliharaan ikan tersebut adalah air sumur atau air permukaan yang telah diendapkan selama 3 – 5 hari di dalam tandon. Air yang telah diendapkan selama itu selanjutnya disebut dengan air tandon lama. Akuarium diisi dengan air tandon lama setinggi 25 cm sehingga volume media pemeliharaan sebanyak 125 liter dalam tiap akuarium. Pengisian air ke dalam akuarium dapat menggunakan gayung atau selang. Akuarium yang telah berisi air siap digunakan untuk memelihara induk setelah diberi aerasi. Pemasangan aerasi dilakukan dengan memasukkan selang berdiameter 0.5 cm yang telah diberi batu aerasi, lalu selang dihubungkan dengan instalasi udara yang tersedia. Selang aerasi biasanya diberi pengatur udara agar gelembung udara yang keluar dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar. Akuarium yang diisi air dengan selang dan telah diberi aerasi sehingga siap digunakan untuk memelihara induk neon tetra.

Penebaran Induk

Selama masa pemeliharaan, induk ikan neon tetra jantan dan betina dipelihara dalam akuarium terpisah untuk menghindari terjadinya pemijahan liar. Masing-masing induk ditebar dengan kepadatan 200 ekor per akuarium. Penebaran ikan dimulai dengan melakukan aklimatisasi kemudian melepas ikan ke wadah pemeliharaan induk. Wadah penampungan ikan yang digunakan untuk memilih dan memisahkan jantan dan betina (Lihat KB 1) mempunyai kualitas air yang berbeda dengan media pemeliharaan yang telah disiapkan, oleh karena itu diperlukan aklimatisasi. Aklimatisasi ini dimaksudkan untuk menyesuaikan ikan dengan kondisi media pemeliharaan, terutama suhu air. Cara aklimatisasi adalah dengan mengapungkan kantung induk di permukaan media pemeliharaan induk selama 5 menit atau sampai suhu air pada kantung ikan sama dengan suhu media pemeliharaan. Kemudian kantung ikan dimiringkan agar ikan dapat lepas sendiri ke media pemeliharaan.

Aklimatisasi ikan : ikan dalam wadah diapungkan Penebaran ikan : wadah dimiringkan dipermukaan air sekitar 5 menit sehingga ikan dapat berenang ke

media pemeliharaan

Pemberian Pakan

Ikan akan tumbuh dan berkembang biak apabila mendapatkan pakan yang cukup jumlah dan nutrisinya, oleh karena itu ikan yang dipelihara harus diberi makan yang sesuai. Selama pemeliharaan induk pakan yang diberikan harus sesuai jumlah dan kandungan nutrisinya dengan kebutuhan ikan. Pakan yang diberikan pada induk ikan neon tetra adalah pakan hidup. Pakan tersebut dapat berupa kutu air (Daphnia sp. atau Moina sp. ), cacing sutra (Oligochaeta) dan cu merah atau jentik nyamuk (larva Chironomus sp). Pakan diberikan secara ad libitum (sampai kenyang) dengan frekuensi dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Sebelum diberikan pakan hidup tersebut harus dicuci dengan menggunakan air bersih agar kotoran/lumpur maupun bibit penyakit hilang sehingga pakan dapat diberikan dalam keadaan bersih.

Kutu air










Cara memberi makan ikan dengan kutu air dan cacing Cacing sutra

Pengelolaan Air

Selama pemeliharaan ikan, media pemeliharaan akan mengalami penurunan kualitas akibat menumpuknya sisa-sisa pakan dan feses (kotoran) ikan. Kualitas air dapat dipertahankan dengan cara penyiponan sisa pakan dan feses ikan yang mengendap di dasar akuarium setiap hari yang diikuti dengan pergantian air. Metode penyiponan adalah pengambilan kotoran dan air dengan memanfaatkan gravitasi bumi dan alat berupa selang plastik. Untuk memfungsikan sistim sipon, masukkan satu ujung selang ke air dalam wadah yang akan disipon dengan mulut selang tertutup jari dan ujung lainnya dijatuhkan ke tempat yang lebih rendah dari kedudukan wadah. Air akan mengalir begitu tutup selang dibuka menarik kotoran yang terdekat. Untuk memudahkan pembersihan kotoran yang menempel di dasar wadah ujung selang diberi sikat kecil. Pergantian air dilakukan untuk mengembalikan volume air wadah yang berkurang akibat penyiponan dan menambahkan air baru yang lebih bersih sehingga kualitas air kembali menjadi layak bagi ikan. Pergantan air dilakukan sebanyak 30% dan 50% volume media secara bergantian setiap hari. Apabila hari ini dilakukan pergantian air sebanyak 30% maka esok harinya pergantian air sebanyak 50% dan seterusnya. Setiap pergantian sebanyak 50% volume air dapat dimasukkan garam sebanyak 98,5 gram (segenggam tangan orang dewasa) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada ikan yang dipelihara. Air yang ditambahkan ke dalam wadah pemeliharaan adalah air tandon lama. Untuk menjaga ketersediaan oksigen di air maka pemberian aerasi harus dilakukan secara terus-menerus.

Penyiponan dasar akuarium

Pencegahan Hama dan Penyakit

Selama pemeliharaan seringkali induk terserang oleh penyakit. Penyakit tersebut dapat dibawa oleh ikan itu sendiri, melalui air atau melalui pakan. Untuk mencegah terjadinya penyakit dapat dilakukan dengan cara monitoring atau pemeriksaan secara rutin terhadap ikan yang dipelihara setiap hari. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan kesehatan ikan adalah: (1) mengamati bagian ekor untuk melihat ada tidaknya gejala berupa bintik putih, (2) mengamati warna tubuh untuk melihat ada tidaknya perubahan warna, (3) mengamati ada atau tidak adanya kelainan gerakan renang ikan (4) mengamati respons ikan terhadap pemberian pakan.

Penyakit yang biasa menyerang induk Neon Tetra adalah bintik putih (white spot), buluk (velvet disease) dan jadur. Penyakit bintik putih menyerang permukaan tubuh ikan (eksternal) yaitu pada bagian kulit/sisik dan sirip. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintikbintik putih pada bagian yang terserang. Penyakit buluk menyerang permukaan tubuh yaitu pada bagian kulit/sisik dan sirip yang ditandai dengan kurang cerahnya warna tubuh ikan. Penyakit jadur ditandai dengan menonjolnya bagian rahang dan mulut ikan. Obat-obatan yang digunakan adalah garam, pura (Furazolidon), dan blitz icht (atau Raid All untuk Ich). Untuk penyakit bintik putih diatasi dengan menggunakan 6 tetes blitz icht, untuk pencegahan diberi 4 tetes saja. Untuk penyakit buluk diatasi dengan garam 98.5 gram dan 2.5 gram pura yang ditambahkan ke dalam media pemeliharaan induk. Penyakit jadur diatasi dengan bubuk kapsul Thiamphenikol sebanyak 1 kapsul. Dalam pengobatan penyakit, air dalam akuarium dikurangi sebanyak 50% volume air, dan ikan dipuasakan selama 3 hari. Bila ikan masih sakit beri makan dalam jumlah sedikit saja.

Bintik-bintik putih pada sirip dan punggung ikan menandakan ikan terserang penyakit bintik putih

Penyiapan wadah

Wadah yang diperlukan untuk pemijahan berupa akuarium yang berukuran 15x15x15 cm atau 25x15x15 cm. Akuarium terbuat dari kaca dengan ketebalan 5 mm. Akuarium ini selanjutnya juga digunakan sebagai wadah untuk penetasan telur dan pemeliharaan larva. Sebelum digunakan akuarium harus dibersihkan. Akuarium yang berukuran lebih kecil diisi dengan air tandon lama setinggi 7 cm sehingga volume air dalam wadah sebanyak 15 liter. Akuarium yang berukuran lebih besar diisi air tandon lama dengan ketinggian 4 – 5 cm. Maksud pengisian air sebatas 7 cm atau 4-5 cm ini adalah untuk memberikan tekanan agar induk tidak memakan telur yang telah dikeluarkannya karena ikan neon tetra termasuk ikan charasin yang tidak merawat telurnya (non parental care). Wadah yang telah diisi dibiarkan sehari semalam agar air lebih stabil, sehingga pengisian air dilakukan sehari sebelum penebaran induk dilakukan.

Akuarium berukuran 15x15x15 cm untuk

pemijahan induk dan penetasan telur

ikan neon tetra

* Penebaran induk

Pemijahan ikan Neon Tetra dilakukan secara alami, yaitu induk betina mengeluarkan telur yang diikuti dengan induk jantan yang mengeluarkan sperma di dalam akuarium pemijahan yang telah disiapkan sebelumnya. Ikan yang telah diseleksi dimasukkan ke dalam akuarium pemijahan untuk dipijahkan secara berpasangan pada waktu sore hari. Perbandingan jumlah induk jantan dan betina adalah 1:1 atau 2:1. Induk yang dimasukkan terlebih dahulu adalah induk jantan, selang satu jam kemudian dimasukkan induk betina. Apabila menggunakan rasio jantan betina 1:1 dipakai akuarium ukuran 15x15x15 cm, sedangkan untuk rasio 2:1 digunakan akuarium ukuran 25x15x15 cm. Perbandingan dimana jantan lebih banyak dimaksudkan untuk memperbesar derajat pembuahan telur.

Ikan neon tetra memijah berpasangan

Pemijahan

Ikan neon tetra memijah pada malam hari dalam keadaan gelap yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Untuk menyesuaikan dengan habitat asal maka akuarium pemijahan ditutup dengan plastik warna hitam sampai keadaan benar-benar gelap. Penutupan dengan plastik warna hitam ini dapat dilakukan juga pada rak pemijahan dengan prinsip sama yaitu terciptanya suasana gelap. Sedikit cahaya saja yang berhasil menembus masuk ke dalam akuarium bisa dipastikan bahwa ikan tetra tidak akan memijah. Selama pemijahan berlangsung induk tidak diberi makan agar proses pemijahan dan telur yang dihasilkan tidak terganggu oleh sisa-sisa pakan.

Penetasan telur

Sepasang induk Neon Tetra dapat menghasilkan rata-rata 180 butir telur dengan jumlah telur yang dibuahi rata-rata 83 butir (47.74 %). Telur yang dibuahi mempunyai ciri-ciri berwarna bening (transparan), sedangkan yang tidak dibuahi berwarna putih keruh (tidak transparan). Telur yang tidak menetas dapat disebabkan tidak dibuahi oleh sel gamet jantan atau disebabkan adanya penetrasi cahaya ke dalam akuarium dan mengenai telur.

Susunan akuarium pemijahan dan penetasan telur ikan neon tetra dalam rak

Pagi hari dilakukan pengecekan telur dengan cara membuka plastik penutup wadah pemijahan. Ada tidaknya telur diperiksa dengan menggunakan lampu neon 20 watt atau senter. Akuarium pemijahan ditandai apabila induknya telah memijah sehingga dapat dibedakan kelompok ikan yang memijah pada hari yang sama. Untuk mengetahui jumlah rata-rata telur yang dihasilkan setiap pasang induk maka dilakukan penghitungan telur dengan cara mengambil beberapa buah akuarium yang berisi telur untuk diketahui jumlah telurnya. Semua telur yang dihasilkan dijumlah dan jumlah total telur dibagi dengan jumlah pasangan yang memijah merupakan rata-rata telur yang dihasilkan tiap pasangan yang memijah. Induk yang telah memijah diangkat dan dimasukkan kembali ke dalam akuarium pemeliharaam induk untuk pemulihan dan pematangan gonad. Telur yang sudah dikeluarkan oleh induk didiamkan di akuarium pemijahan dalam keadaan gelap karena telur ikan tetra bersifat photophobic yakni sangat sensitif terhadap cahaya. Akuarium berisi telur tersebut selanjutnya diberi MB (methylen blue) dengan dosis 0,2 ppm yang berfungsi untuk mencegah tumbuhnya cendawan. Telur akan menetas setelah 24 jam pada suhu 26-27 oC. Larva yang baru menetas memiliki ciri-ciri berwarna bening, berenang tidak beraturan, dan berukuran sekitar 5 mm. Larva dipanen dengan cara menuangkan seluruh air berikut larva dari wadah pemijahan ke baskom sebagai tempat penampungan. Larva ini siap ditebarkan ke wadah pemeliharaan selanjutnya dengan menggunakan serok halus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar