Rabu, 18 Maret 2009

TEKNIK BUDIDAYA UDANG GALAH

TEKNIK BUDIDAYA UDANG GALAH

I. PENDAHULUAN

· udang galah merupakan komoditas perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi

· peluang pasar yang baik domestik maupun eksport

· kegiatan pengembangan kawasan budidaya merupakan langkah yang strategis

· pengembangan kawasan perlu didukung oleh beberapa komponen antara lain: 1) unit pembenihan, 2) kawasan pendederan, 3) teknologi pakan, 4) teknologi pasca panen.

II. MENGENAL UDANG GALAH

· MORFOLOGI

- badan beruas ruas terdiri dari 3 bagian yaitu :

1. kepala sampai dada (chepalotorax)

dibungkus oleh kulit keras --carapace

bagian depan ada tonjolan --- rostrum

terdapat 5 pasang kaki jalan--- periopoda

2. Badan (abdomen)

Terdiri dari 5 ruas masing-masing dilengkapi dengan sepasang kaki renang (pleiopoda)

3. ekor (uropoda)

- yang menjadi ciri khas dari udang galah ini adalah :

. bentuk rostrum yang panjang dan melengkung seperti pedang, dengan jumlah gigi pada bagian atas 11-13 dan bawah 8-14

. pasangan kaki jalan kedua tumbuh sangat panjang dan besar, 1,5 kali dari panjang badannya terutam pada udang jantan.

· KLASIFIKASI

Kedudukan udang galah didalam sistematikanya menurut Hadie dan Supriatna 91986) adalah sebagai berikut :

Phyllum : Chordata

Sub phyllum : Mandibulata

Classis : Crustacea

Sub classis : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Sub ordo : Natantia

Familia : Palaemonidae

Genus : Macrobrachium

Species : Macrobrachium rosenbergii (de Mann)

· DAUR HIDUP

Udang galah memiliki dua habitat dalam kehidupannya

Pada stadia larva hidup di air payau (10-12 ppt) sedangkan pada stadia juvenil-dewasa hidup di air tawar, dalam proses metamorphose dari larva menjadi juvenile mengalami moulting sebanyak 11 kali.

III. TAHAPAN PRODUKSI

A. Pengelolaan induk

B. Pemeliharaan larva

C. Pembesaran

A. PENGELOLAAN INDUK

1. SELEKSI CALON INDUK

- ditujukan untuk memperoleh calon induk yang unggul sesuai dengan kriteria yang ditentukan

- induk yang baik ---- diharapkan dapat menghasilkan benih dengan kualitas baik yaitu:

- fekunditas tinggi,

- kelangsungan hidup tinggi

- potensi tumbuh yang cepat

- beberapa kriteria yang diperhatikan dalam seleksi calon induk :

- umur 8-20 bulan

- bobot, untuk betina > 40 gram sedangkan jantan > 50 gram

- kelengkapan organ

- berasal dari populasi dengan pertumbuhan tercepat

- mengetahui asal usul induk

· SELEKSI INDUK JANTAN DAN BETINA

Ciri ciri induk jantan dan betina :

BETINA :

- bagian badan (abdomen) agak melebar dan dalam, membentuk ruangan untuk mengerami telur (broodchamber)

- letak alat kelamin (thelicum) terdapat pada basis kaki jalan ketiga

- pasangan kaki jalan yang kedua tidak tumbuh menonjol dibanding jantan

- proporsi ukuran kepala lebih kecil dibanding jantan

JANTAN

- bentuk badan bagian perut lebih langsing

- letak alat kelamin (petasma) terletak pada pasangan kaki jalan yang kelima

- pasangan kali jalan yang kedua lebih besar (1,5 kali panjang badannya)

- proporsi ukuran kepala lebih besar

· PEMELIHARAAN INDUK

- tujuannya adalah untuk mematangkan gonad sehingga induk siap dipijahkan

- Dipelihara secara terpisah antara jantan dan betina

- Waktu yang digunakan adalah 2-3 minggu

- Wadah : bak beton dan kolam tanah, yang dilengkapi dengan shelter sebanyak 60% dari luas area

- kedalaman 80-100 cm

- Kepadatan ;

untuk di bak 10 ekor/m2 sedangkan untuk di kolam 3-5 ekor/mc

- Pakan :

Dosis 3-5 % dari bobot biomassa, dengan proporsi malam sebanyak 60% dari jumlah pakan/ hari

Frekuensi 4 kali/hari

Kandungan protein > 30%

· SELEKSI INDUK MATANG GONAD

- ciri induk matang gonad :

indung telur yang terletak dibagian belakang rostrum terluhat berwarna orange kekuningan yang meliputi sebagian besar chepalotorax.

Induk yang matang gonad dimasukan ke kolam pemijahan

2. PEMIJAHAN

· pemijahan adalah suatu kegiatan menyatukan induk jantan dan betina yang matang gonad kedalam wadah pemeliharaan yang sama dan mengharapkan terjadinya suatu perkawinan

· perkawinan dalam udang galah ini dipengaruhi oleh induk betina yang moulting terlebih dahulu.

· Tahapan dalam pemijahan udang galah

- induk betina moulting

- Perkawinan

- sperma diletakan dalam spermateca

- pengeluaran telur

- pembuahan

- peletakan telur kedalam broodchamber

· wadah pemijahan

bak atau kolam yang dilengkapi dengan shelter sebanyak 60% dari luasan area

kedalaman 80-100 cm

· sex ratio , 1 jantan : 3 betina

· pakan :

dosis 3-5 % dari BBM dengan frekuensi 4 kali/hari

· Waktu pemijahan : 21 hari

· SELEKSI INDUK MATANG TELUR

Induk matang telur ditandai telur yang dikandung sudah berwarna coklat tua keabu-abuan

3. PENETASAN

· wadah : bak serat kaca berukuran 1x1m2

· kepadatan 25 ekor/wadah

· salinitas air media : 5 ppt

· suhu : 28-30oC

B. PEMELIHARAAN LARVA

· pertumbuhan larva sangat dipengaruhi oleh lasti lingkungan, mutu kualitas air media dan pakan

· dalam pertumbuhannya larva udang galah mengalami 11 ganti kulit sampai mencapai stadia post larva

· wadah :

- bak serat kaca vol 600-1000 L

- bak beton vol 1000-1500 L

· kepadatan 80 ekor/liter

· waktu pemeliharaan 30-40 hari

· salinitas air media 10 ppt

· pengelolaan air

- penyiponan dilakukan setiap hari setelah larva berumur 10 hari

- pergantian air dilakukan sebanyak 3 hari sekali setelah larva berumur 10 hari sebanyak 20-30%

· pakan

- larva pertama dikasih pakan setelah umur 3 hari dari menetas berupa artemia

- setelah larva berumur 10 hari diberi pakan buatan yang diberikan secara berseling dengan artemia

- frekuensi pemberian pakan 6 kali/hari

· penurunan salinitas dilakukan secara bertahap selama 4-5 hari setelah larva 80% menjadi lastic

· panen dan pasca panen

langkah-langkah dalam pemanenan lastic

- penurunan air

- aerasi dimatikan

- pemanenan larva dengan menggunakan seser

- larva yang telah dipanen dimasukan kedalam wadah penampungan

- pengepakan

kantong lastic yang digunakan berukuran 40x60cm.

Air yang digunakan sebanyak 1/3 bagian sedangkan 2/3 bagian lainnya adalah oksigen

Kepadatan 2000 perkantong

Lama pengangkutan maksimal 10 jam

· Kualitas air media pemeliharaan larva udang galah

- suhu : 28 – 30oC

- pH : 6,5-8,5

- DO : > 4 mg/L

- Salinitas : 10-12 ppt

- Obat-obatan dengan dosis 1-3 mg/L

C. PEMBESARAN

I. SARANA DAN FASILITAS

· Luas kolam bervariasi antara 200-1000 m2

· Bentuk empat persegi panjang

· Kedalaman kolam 80-100 cm

· Dasar kolam rata dan miring kearah pembuangan

· Dibuat caren atau kemalir secara diagonal dari saluran pemasukan kesaluran pembuangan

II. PERSIAPAN KOLAM

· perbaikan pematang

· pengeringan dan penggemburan kolam selama 3-5 hari

· Pemasangan shelter yang terbuat dari bamboo atau daun kelapa dengan luasan 50-60% dari luas area yang digunakan

· pengapuran dengan dosis 25-50 g/m2

cara pengepuran yaitu : kapur dilarutkan dalam air selanjutnya disebar merata keseluruh permukaan kolam. Biarkan selama 2-3 hari

· pengisian air sampai kedalaman 50 cm

· pemupukan dengan pupuk organik dengan dosis 250-500 g/m2, biarkan 3-5 hari

· pengisian air sampai kedalaman yang ditentukan

· penebaran benih

III. PROSES PRODUKSI

· Tahap pentokolan 1

- persiapan kolam : sda

wadah yang digunakan berupa kolam dengan luas 100-300m2, debit air 0,25 L/detik

- Penebaran benih dengan ukuran 0,002-0,004 gram

- padat tebar 50 ekor/m2

- lama pemeliharaan 2 bulan

- pemberian pakan dengan dosis 20-10% dengan frekuensi 3-4 kali/hari dan kandungan proteinnya>30%

- Pemanenan :

SR :50-70%

Ukuran : 4-6 gram/ekor

· Tahap Pentokolan 2

- persiapan kolam : sda

wadah 300-500 m2

debit air 0,5 L/detik

- penebaran benih tokolan 1 ukuran 4-6 gram

- padat penebaran 15-20 ekor/m2

- lama pemeliharaan 2-2,5 bulan

- pemberian pakan dengan dosis 10-5 % dari BBM dengan frekuensi 3-4 kali/hari

- pemanenan :

SR : 60-80%

Ukuran : 15-20 gram/ekor

· Tahap Pembesaran

- persiapan kolam : sda, tapi tidak perlu dilakukan pemupukan

wadah 300-1000 m2

debit air 0,5-1 L/detik

- penebaran tokolan 2 ukuran 15-20 gram

- padat penebaran 5-10 ekor/m2

- lama pemeliharaan 2-3 bulan

- pemberian pakan dengan dosis 5-3 % dari BBM dengan frekuensi 3-4 kali/hari

- pemanenan :

SR : 75-80%

Ukuran : 33-40 gram/ekor

· Kualitas air media

- Suhu optimum : 28-30oC

- pH : 6,5-8,5

- DO : > 4 mg/L

- salinitas : air tawar

- kedalaman : 80-100 cm

- jenis tanah : lumpur berpasir

- ketinggian lahan :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar