Akuarium merupakan salah satu wadah yang digunakan untuk memelihara ikan dengan system resirkulasi. Akuarium identik digunakan untuk memelihara ikan hias. Ukuran akuarium sangat berpareasi mulai ukuran mini sampai besar, bahkan di tempat wisata sudah tersedia ruangan khusus terbuat dari kaca yang di dalamnya beraneka ragam ikan hias.
Semakin meningkatnya daya beli konsumen terhadap ikan hias maka semakin meningkat pula kebutuhan konsumen terhadap akuarium. Output dari peningkatan tersebut maka harga akuarium juga ikut meningkat mulai dari Rp 300.000 bahkan sampai berjuta-juta. Akan tetapi, harga tersebut bisa diminimalisir apabila akuarium yang dibutuhkan dapat dibuat sendiri. Pembuatan akuarium sangat mudah dilakukan karena selain murah harganya juga tidah membutuhkan waktu yang lama. Pada laporan ini penulis akan membahas tentang cara pembuatan akuarium dengan metode filtrasi double bottom.
Pembuatan akurium yang dilakukan selama praktikum mendapatkan hasil yang baik, dimana setelah dilakukan uji coba tidak terjadi kebocoran. Adapaun langkah atau tahapan dalam pembuatan akuarium meliputi design akuarium, penghitungan kebutuhan kaca, pemotongan kaca, perakitan/pemasangan kaca dan uji coba.
1. Design
Design merupakan pola atau rancangan sesuatu yang akan dikerjakan. Rancangan harus dilakukan dengan seksama karena akan berdampak terhadap hasil kinerja yang dilakukan. Bentuk akuarium adalah persegi panjang, bujur sangkar, segitiga, segi enam, segi delapan, trapesium dan lingkaran.
2. Penghitungan kebutuhan kaca
Kaca merupakan bahan terpenting dalam pembuatan akuarium, oleh karena itu kebutuhan kaca harus diperhitungkan agar tidak kekurangan atau kelebihan. Bila kita akan membuat akuarium dengan panjang 100 cm,lebar 40 cm, dan tinggi 50 cm. Ketebalan kaca 5 mm (0.5 cm).
Berapa ukuran kaca yang dibutuhkan untuk:
- Ukuran bidang alas : 100 cm x 40 cm
- Ukuran bidang depan dan belakang : 100 cm x (50 cm – 0,5 cm). Jadi = 100 cm x 49.5 cm
- Ukuran bidang samping kiri dan kanan : (40 cm – 1 cm) x (50 cm – 0.5 cm). Jadi = 39 cm x 49.5 cm
Sifat kaca
- Ukuran penguat : 100 cm x 10 cm
- Densiti 2.5 pada suhu 21 °C
- Koefisien pemuaian 86 x 10–7 m/°C
- Titik luluh 730 °C
- Elastisitas 69 GPa
- Daya kompresif 25 mm : 248 MPa
- Kekuatan regangan (standar) 19.2 – 28.4 MPa
- Kekuatan regangan (diperkeras) 175 MPa
Rumus menghitung ketebalan kaca
Keterangan :
T = ketebalan kaca (dalam mm)
H = tinggi kaca (dalam mm)
b = tetapan (konstanta)
B = Tekanan pembelokan yang diperbolehkan
MENCARI NILAI b
(UNTUK KACA SISI)
o Hitung rasio panjang/tinggi Akuarium yang akan dibuat
o Bila Panjang 300 cm dan tinggi 90 cm
o Maka Rasio panjang/tinggi adalah 300/90 = 3,33
o Gunakan angka 3 untuk mendapatkan nilai b (berdasarkan tabel b)
o Maka konstantanya adalah 0,3700
Tabel untuk sisi b
RASIO PANJANG/TINGGI | NILAI b |
0,5 0,6 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 | 0,0850 0,1156 0,1600 0,2600 0,3200 0,3500 0,3700 |
MENCARI NILAI b (UNTUK ALAS)
n Hitung rasio panjang/lebar akuarium yang akan dibuat
n Bila Panjang 300 cm dan lebar 100 cm
n Maka Rasio panjang/lebar adalah 300/100 = 3
n Gunakan angka 3 untuk mendapatkan nilai b (berdasarkan tabel b)
n Maka konstantanya adalah 0,3700
Mencari nilai B
• B = kekuatan regangan kaca : faktor keamanan
• Kekuatan regangan lihat sifat fisika kaca, yaitu : 19,2 – 28,4 MPa
• Faktor keamanan misalnya : 2
• Bila kekuatan regangan kita ambil terendah, yaitu 19,2 MPa
• Maka B = 19,2/2 = 9,6 MPa
Ketebalan kaca sisi
Ketebalan alas
Nilai b untuk alas
RASIO PANJANG/LEBAR | NILAI b |
0,5 0,6 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 | 0,2874 0,3762 0,4530 0,5172 0,5688 0,6102 0,7134 |
Bagian alas Bagian depan dan belakang
Bagian samping
Penguat depan dan belakang
Rakit akuarium
Merakit akuarium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar