Rabu, 18 Maret 2009

Usaha Budidaya Rumput Laut

Pengembangan usaha alternatif masyarakat melalui usaha budidaya rumput laut dilatar belakangi oleh dukungan potensi sumberdaya alam Kelurahan Sungai Pisang. Bentangan garis pantai serta pulau-pulau dengan dasar perairan berkarang dan berpasir serta dukungan perairan yang terlindung dan relatif tenang sangat menunjang dalam usaha budidaya rumput laut di kelurahan ini. Dukungan sumber daya manusia (masyarakat Sungai Pisang) yang sebagian besar adalah nelayan tradisional sangat berpeluang untuk mengembangkan jenis usaha alternatif ini. Dukungan pasar yang terus meningkat untuk komoditi ini juga menjadi latar belakang usaha alternatif ini dilaksanakan. Sebelum Program PBM-COREMAP dilaksanakan di Kelurahan Sungai Pisang, kegiatan usaha budidaya rumput laut sudah pernah dilakukan. Kegiatan ini melibatkan pengusaha dari luar dengan modal dan pelaksanaanya langsung dikelola oleh pengusaha tersebut, sedangkan masyarakat hanya dilibatkan sebagai tenaga buruh. Panen pada saat itu tidak menunjukkan hasil yang cukup optimal dan dibawah hasil analisis usaha yang diperkirakan. Menurut informasi dari masyarakat kegagalan usaha saat itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya serangan hama ikan Beronang (Siganus. sp) yang cukup tinggi. Beberapa jenis bibit yang digunakan tidak menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang kurang baik. Disamping itu juga dalam operasional usaha kurang pengawasan dan keterlibatan masyarakat sangat rendah. Berdasarkan kendala tersebut kegiatan awal usaha alternatif budidaya rumput laut dalam Program PBM-COREMAP adalah kelayakan usaha baik kelayakan budidaya secara bio-ekologis maupun secara sosio-ekonomisnya

Pelaksanaan kegiatan studi kelayakan usaha budidaya rumput laut bekerja sama dengan Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta Padang dan Dinas Perikanan Tingkat II Kodya Padang. Kegiatan budidaya ini juga akan melibatkan Tim Penggerak PKK Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan Pengusaha daerah yang bergerak dibidang pemasaran dan pengolahan rumput laut yaitu CV. Jawad & Co. Studi kelayakan dalam budidaya nantiya akan memberikan perlakuan pada jenis bibit yang digunakan, metode budidaya dan lokasi budidaya. Kelayakan ini juga akan melihat bagaimana sistem usaha ini dapat dijalankan dalam masyarakat serta bagaimana jaringan pemasaranya nanti.

Bibit rumput laut yang digunakan adalah Euchema serra sebagai prioritas utama dan Gracillaria sp dari jenis lain. Pemilihan bibit ini didasarkan dari hasil studi inventarisasi potensi sumberdaya pesisir dan perairan laut Kelurahan Sungai Pisang yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Universitas Bung Hatta (1998) dimana jenis rumput laut alami yang dominan ditemukan adalah Euchema serra. Lokasi budidaya dipilih berdasarkan dukungan ekologis dan efktifitas operasional usaha antara lain di Pulau Pasumpahan, perairan pantai, dan Pulau Setan. Sedangkan metode budidaya yang digunakan antara lain :

(1) Metode dasar dengan cara berkebun (Bottom farm method),

(2). Metode Lepas dasar dengan cara tali tunggal,

(3). Metode Apung.

Pelaksanaan kegiatan studi kelayakan usaha budidaya rumput laut belum dapat dilaksanakan. Penundaan ini disebabkan oleh karena kegiatan masih lebih dikosentrasikan pada pengembangan Pulau Sironjong. Selain itu persiapan berupa pengadaan bibit tidak tersedia dilokalan sehingga harus didatangkan dari luar. Saat ini sedang dilakukan penjajakan untuk mendapatkan jenis bibit rumput laut yang diinginkan.

Kegiatan usaha budidaya telah mulai dilakukan pada bulan Maret 2000. Usaha budidaya rumput laut ini rencananya hanya baru sebagai percontohan. Untuk tahap awal kegiatan hanya dilakukan oleh satu (1) KK dengan jumlah rakit empat (buah) ukuran 5 x 2,5 m2 . Jenis rumput laut yang dibudidayakan adalah Euchema conthii.

Dalam perkembanganya kegiatan usaha budidaya rumput laut belum menunjukan hasil yang optimal. Pada awal budidaya rumput laut menunjukan hasil yang cukup bagus namun setelah dua minggu penebaran terjadi musim hujan dan bahkan beberapa buah rakit hilang dibawa arus. Disamping itu kegagalan budidaya ini juga disebabkan karena kurangnya perawatan dari si pengelola sehingga sering ditemukan rakit dalam kondisi kotor dan ditutupi oleh alga. Namun belajar dari pengalaman ini masyarakat masih tetap ingin melanjutkan usaha budidaya rumput laut. Untuk saat sekarang usaha budidaya akan dibantu dari dana APBD Kota Padang Tahun Anggaran 2000.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar